
Sumber Foto : Instagram @jejak_dimo
Banyumas24jam - setiap hari Jumat terakhir pada bulan Ruwah (Syaban) atau sadran (jawa), warga desa pekuncen kecamatan jatilawang kabupaten banyumas jawa tengah menjalankan Tradisi Perlon Unggahan.
Tradisi ini bertujuan untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Upacara ini adalah bagian dari kebudayaan Sunda yang sangat dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Tujuan dari upacara ini adalah untuk menjaga hubungan dan penghormatan masyarakat terhadap leluhur, alam, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Ini juga merupakan cara untuk menunjukkan rasa syukur atas berkah yang diterima, seperti hasil pertanian atau hasil bumi.

Upacara ini juga dilakukan untuk menjaga keseimbangan alam, memastikan bahwa sumber daya alam tetap lestari dan dapat digunakan dengan bijak oleh generasi mendatang.

Waktu ritual biasanya disesuaikan dengan kalender pertanian lokal atau ritual adat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Dalam tradisi ini, para penganut Kejawen wajib mengenakan pakaian adat Jawa, seperti kaum wanita hanya memakai kemben (kain jarit) dengan selendang berwarna putih, sedangkan kaum pria harus memakai kain jarit serta mengenakan iket (ikat kepala).
Sejak pagi, masyarakat adat bahu membahu menyiapkan acara yang dilakukan pada siangnya. Acara masak besar dilakukan.
Menurut penuturan warga, Perlon Unggahan Masyarakat Adat Bonokeling tahun ini menghabiskan 150 ekor ayam, 32 kambing, dan 1 ekor sapi. Semua bahan makanan itu merupakan swadaya masyarakat adat.
Tradisi ini bertujuan untuk menyambut kedatangan bulan Ramadhan. Upacara ini adalah bagian dari kebudayaan Sunda yang sangat dijaga dan dilestarikan oleh masyarakat setempat.
Tujuan dari upacara ini adalah untuk menjaga hubungan dan penghormatan masyarakat terhadap leluhur, alam, dan Tuhan Yang Maha Esa.
Ini juga merupakan cara untuk menunjukkan rasa syukur atas berkah yang diterima, seperti hasil pertanian atau hasil bumi.

Sumber Foto : Instagram @jejak_dimo
Upacara ini bukan hanya sebuah upacara keagamaan, tetapi juga memiliki makna sosial budaya yang signifikan yang membantu warga dalam komunitas adat Kasepuhan Banokeling menjadi lebih dekat satu sama lain.
Upacara ini juga dilakukan untuk menjaga keseimbangan alam, memastikan bahwa sumber daya alam tetap lestari dan dapat digunakan dengan bijak oleh generasi mendatang.

Sumber Foto : Instagram @pakemas_
Perlon Unggahan biasanya digunakan selama musim panen atau peralihan musim, ketika masyarakat mulai menikmati hasil pertanian
Waktu ritual biasanya disesuaikan dengan kalender pertanian lokal atau ritual adat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Dalam tradisi ini, para penganut Kejawen wajib mengenakan pakaian adat Jawa, seperti kaum wanita hanya memakai kemben (kain jarit) dengan selendang berwarna putih, sedangkan kaum pria harus memakai kain jarit serta mengenakan iket (ikat kepala).
Sejak pagi, masyarakat adat bahu membahu menyiapkan acara yang dilakukan pada siangnya. Acara masak besar dilakukan.
Menurut penuturan warga, Perlon Unggahan Masyarakat Adat Bonokeling tahun ini menghabiskan 150 ekor ayam, 32 kambing, dan 1 ekor sapi. Semua bahan makanan itu merupakan swadaya masyarakat adat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar