Banyumas24jam - Perekonomian Indonesia mulai pulih setelah terkena dampak wabah pandemi Covid yang berlarut-larut. Berbagai upaya untuk menghidupkan kembali perekonomian telah digalakan oleh pemerintah Indonesia. Salah satunya adalah menggencarkan dan pengembangan sektor usaha mikro, kecil dan menengah. Pelaku bisnis baru bermunculan dan menjamur, terutama di kalangan Milenial dan Gen Z. Minat generasi milenial untuk memulai berbisnis semakin bertambah seiring dengan maraknya gaya hidup era modern untuk mendorong kebebasan finansial, khususnya di kalangan milenial.
Wabah pandemi covid mengakibatkan Indonesia mengalami guncangan penawaran. Hal ini disebabkan oleh peningkatan angka pengangguran. Ketika permintaan tenaga kerja menurun sehingga mengakibatkan situasi demand reserve. Situasi ini disebabkan belum jelasnya tindakan pemerintah dalam memberikan kebijakan ekonomi yang dapat memberikan keringanan kepada masyarakat sehingga masyarakat yang terkena dampak mengalami penurunan pendapatan. Menurunnya pendapatan masyarakat menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Dengan kondisi tersebut, investor pasti sangat ragu untuk berinvestasi hingga keadaan kembali normal. Dapat disimpulkan bahwa situasi pandemi Covid-19 saat ini telah membuat keadaan ekonomi Indonesia menjadi sangat buruk.
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat adalah kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan ini dilaksanakan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat karena keduanya berperan strategis dalam kelancaran implementasi kebijakan yang ditujukan untuk merevitalisasi perekonomian Indonesia. Pemerintah menempuh kebijakan fiskal dengan harapan dapat mengurangi dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Selain itu, kebijakan tersebut ditujukan untuk merevitalisasi kegiatan pelaku ekonomi, termasuk UMKM.
UMKM merupakan pilar terpenting perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM di Indonesia adalah 64,19 juta, dimana usaha mikro dan kecil sangat mendominasi, yaitu 64,13 juta, terhitung sekitar 99,92% dari seluruh sektor usaha. Pandemi COVID-19 memberikan dampak negatif bagi UMKM. Menurut keterangan dari Katadata Insights Center (KIC), sebagian besar UMKM (82,9%) merasakan dampak negatif dari pandemi ini dan hanya sedikit (5,9%) yang merasakan dampak negatif pertumbuhan modal positif, penurunan tagihan listrik pembayaran dan dukungan keuangan lainnya.
Dengan demikian, para pelaku usaha, termasuk UMKM, harus berinovasi dalam memproduksi barang dan jasa sesuai dengan permintaan pasar. Mereka juga dapat mengembangkan banyak ide/ide bisnis baru yang berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan sosial ekonomi masyarakat akibat dampak pandemi (social entrepreneurship).
Menurut penelitian dari Asia Pacific Young Entrepreneurs Survey 2021, 72% Gen Z dan Milenial di Asia Pasifik ingin menjadi pengusaha. Survei lain oleh perusahaan nutrisi global Herbalife Nutrition menemukan bahwa hampir 9 dari 10 orang atau 87% responden percaya bahwa usia terbaik untuk memulai bisnis adalah di bawah 40 tahun. Usia rata-rata terbaik adalah 27 tahun. Ada banyak cara untuk mencari peluang bisnis. Selain memahami kebutuhan pasar, calon pengusaha juga harus memiliki pengetahuan tentang bidang usaha yang akan digelutinya.
Dengan latar belakang menurunnya daya beli masyarakat dan menurunnya pendapatan masyarakat paska pandemi covid serta susahnya jangkauan penjualan makanan jepang terutama sushi. Hal ini dimanfaatkan sebagai peluang usaha oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Luthfiyah mufidah mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar membuka brand usaha bisnis sushi dengan kisaran harga yang cukup terjangkau antara 16.000 sampai 20.000 hal ini sesuai dengan target market di kalangan mahasiswa UMP, UNSOED, UHB, dan kampus kampus sekitar Purwokerto.
Lulu panggilan akrabnya, mengutarakan bahwasanya mahalnya harga sushi dan minimnya penyedia café & resto jepang di area purwokerto menjadi pemicu untuk membuka usaha bisnis sushi dengan harga murah meriah. Brand tersebut diberi nama sushi.kuu yang menjadi harapan sushinya bisa menjadi sushi untuk semua kalangan masyarakat. Sesuai dengan survey pasar yang dilakukan sebelum membuka usaha bahwasaya jauhnya jangkauan penikmat sushi di Puwokerto menjadi kegelisahan jarang atau tidak pernah menikmati makanan jepang tersebut. Dengan kemudahan teknologi saat ini sushi.kuu melebarkan sayap bisnisnya dengan pengelolaan digital marketing melalui sosial media. Kemudahan akses informasi menjadi pelumas dalam ajang membrandingkan bisnis sushi tersebut. Diharapkan brand sushi.kuu dapat mendapatkan suntikan dana oleh berbagai stakeholder untuk bisa membuka peluang usaha di berbagai kota.
Sumber : Luthfiyah Mufidah
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Wabah pandemi covid mengakibatkan Indonesia mengalami guncangan penawaran. Hal ini disebabkan oleh peningkatan angka pengangguran. Ketika permintaan tenaga kerja menurun sehingga mengakibatkan situasi demand reserve. Situasi ini disebabkan belum jelasnya tindakan pemerintah dalam memberikan kebijakan ekonomi yang dapat memberikan keringanan kepada masyarakat sehingga masyarakat yang terkena dampak mengalami penurunan pendapatan. Menurunnya pendapatan masyarakat menyebabkan turunnya daya beli masyarakat. Dengan kondisi tersebut, investor pasti sangat ragu untuk berinvestasi hingga keadaan kembali normal. Dapat disimpulkan bahwa situasi pandemi Covid-19 saat ini telah membuat keadaan ekonomi Indonesia menjadi sangat buruk.
Kebijakan yang diambil oleh pemerintah pusat adalah kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Kebijakan ini dilaksanakan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan masyarakat karena keduanya berperan strategis dalam kelancaran implementasi kebijakan yang ditujukan untuk merevitalisasi perekonomian Indonesia. Pemerintah menempuh kebijakan fiskal dengan harapan dapat mengurangi dampak negatif terhadap perekonomian Indonesia yang disebabkan oleh pandemi Covid-19. Selain itu, kebijakan tersebut ditujukan untuk merevitalisasi kegiatan pelaku ekonomi, termasuk UMKM.
UMKM merupakan pilar terpenting perekonomian Indonesia. Jumlah UMKM di Indonesia adalah 64,19 juta, dimana usaha mikro dan kecil sangat mendominasi, yaitu 64,13 juta, terhitung sekitar 99,92% dari seluruh sektor usaha. Pandemi COVID-19 memberikan dampak negatif bagi UMKM. Menurut keterangan dari Katadata Insights Center (KIC), sebagian besar UMKM (82,9%) merasakan dampak negatif dari pandemi ini dan hanya sedikit (5,9%) yang merasakan dampak negatif pertumbuhan modal positif, penurunan tagihan listrik pembayaran dan dukungan keuangan lainnya.
Dengan demikian, para pelaku usaha, termasuk UMKM, harus berinovasi dalam memproduksi barang dan jasa sesuai dengan permintaan pasar. Mereka juga dapat mengembangkan banyak ide/ide bisnis baru yang berkontribusi dalam penyelesaian permasalahan sosial ekonomi masyarakat akibat dampak pandemi (social entrepreneurship).
Menurut penelitian dari Asia Pacific Young Entrepreneurs Survey 2021, 72% Gen Z dan Milenial di Asia Pasifik ingin menjadi pengusaha. Survei lain oleh perusahaan nutrisi global Herbalife Nutrition menemukan bahwa hampir 9 dari 10 orang atau 87% responden percaya bahwa usia terbaik untuk memulai bisnis adalah di bawah 40 tahun. Usia rata-rata terbaik adalah 27 tahun. Ada banyak cara untuk mencari peluang bisnis. Selain memahami kebutuhan pasar, calon pengusaha juga harus memiliki pengetahuan tentang bidang usaha yang akan digelutinya.
Dengan latar belakang menurunnya daya beli masyarakat dan menurunnya pendapatan masyarakat paska pandemi covid serta susahnya jangkauan penjualan makanan jepang terutama sushi. Hal ini dimanfaatkan sebagai peluang usaha oleh mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Luthfiyah mufidah mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar membuka brand usaha bisnis sushi dengan kisaran harga yang cukup terjangkau antara 16.000 sampai 20.000 hal ini sesuai dengan target market di kalangan mahasiswa UMP, UNSOED, UHB, dan kampus kampus sekitar Purwokerto.
Lulu panggilan akrabnya, mengutarakan bahwasanya mahalnya harga sushi dan minimnya penyedia café & resto jepang di area purwokerto menjadi pemicu untuk membuka usaha bisnis sushi dengan harga murah meriah. Brand tersebut diberi nama sushi.kuu yang menjadi harapan sushinya bisa menjadi sushi untuk semua kalangan masyarakat. Sesuai dengan survey pasar yang dilakukan sebelum membuka usaha bahwasaya jauhnya jangkauan penikmat sushi di Puwokerto menjadi kegelisahan jarang atau tidak pernah menikmati makanan jepang tersebut. Dengan kemudahan teknologi saat ini sushi.kuu melebarkan sayap bisnisnya dengan pengelolaan digital marketing melalui sosial media. Kemudahan akses informasi menjadi pelumas dalam ajang membrandingkan bisnis sushi tersebut. Diharapkan brand sushi.kuu dapat mendapatkan suntikan dana oleh berbagai stakeholder untuk bisa membuka peluang usaha di berbagai kota.
Sumber : Luthfiyah Mufidah
Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Tidak ada komentar:
Posting Komentar