Notification

×

Iklan

Iklan

Mengenang Kejadian G30S/PKI

Kamis, 29 September 2022 | September 29, 2022 WIB Last Updated 2023-05-10T07:45:56Z
Foto : Pikiran Rakyat

Mengenang Kejadian G30S/PKI - Jika memasuki bulan September, pastinya rakyat Indonesia akan kembali mengingat kejadian sejarah yang besar yang mewarnai berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kejadian besar yang terjadi tanggal 30 September 1965 biasa disebut G30S/PKI atau Gestapu atau Gerakan 30 September. G30S/PKI adalah salah satu peristiwa yang begitu kelam, karena sesama anak bangsa saling bunuh demi kekuasaan.

Meskipun kejadian G30S/PKI atau Gestapu atau Gerakan 30 September ini sudah terjadi cukup lama, yaitu 57 tahun yang lalu, tetapi setiap bulan september, kejadian ini akan kembali diangkat dan diberitakan di semua media di Indonesia. G30S/PKI atau Gestapu atau Gerakan 30 September adalah gerakan makar yang dilakukan oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI yang di pimpin oleh DN Aidit.

G30S/PKI atau Gestapu atau Gerakan 30 September terjadi hanya satu malam yaitu mulai tanggal 30 September 1965 sampai dengan 1 Oktober 1965. Pada tanggal 1 Oktober 1965, Pasukan Cakrabirawa, yang pada saat itu di pimpin oleh Letkol Untung, berencana dan berusaha melakukan penculikan terhadap 7 Jenderal. Ketujuh perwira tinggi TNI yang menjadi target yakni:
  1. Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani
  2. Mayor Jendral Raden Soeprapto
  3. Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono
  4. Mayor Jendral Siswondo Parman
  5. Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan
  6. Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo
  7. Jenderal AH Nasution

Akan tetapi Jenderal AH NAsution berhasil meloloskan diri, namun anak perempuannya Ade Irma Nasution tewas tertembak dan ajudannya, Lettu Pierre Andreas Tendean diculik dan ditembak di Lubang Buaya. Keenam jenderal di atas beserta Lettu Pierre Tendean kemudian ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi. Sejak berlakunya UU Nomor 20 tahun 2009, gelar ini juga diakui sebagai Pahlawan Nasional.

Rencana penculikan 7 Jenderal ini, dipicu isu adanya Dewan Jenderal yang mengungkapkan adanya beberapa petinggi Angkatan Darat yang tidak puas terhadap Soekarno dan berniat untuk menggulingkannya. Menanggapi isu ini, Soekarno disebut-sebut memerintahkan pasukan Cakrabirawa untuk menangkap dan membawa mereka untuk diadili oleh Soekarno.

Selain itu, beberapa orang lainnya juga menjadi korban pembunuhan di Jakarta dan Yogyakarta. Mereka adalah:
- Brigadir Polisi Ketua Karel Satsuit Tubun
- Kolonel Katamso Darmokusumo
- Letnan Kolonel Sugiyono Mangunwiyoto

Para korban tersebut kemudian dibuang dan dikubur ke suatu sumur lama di area Pondok Gede, Jakarta yang dikenal sebagai Lubang Buaya dan jenazah mereka ditemukan pada 3 Oktober 1965.

Penumpasan Gerakan PKI


Penumpasan Gerakan 30 September ini, dipimpin oleh Mayjen Soeharto. Pada tanggal 2 Oktober 1965, Mayjen Soeharto memerintahkan Pasukan RPKAD dibantu oleh Batalyon 328 Kujang/Siliwangi, satu kompi tank dan satu kompi panser Kavaleri untuk membebaskan Pangkalan Halim. Gerakan penumpasan selanjutnya adalah menuju desa Lubang Buaya yang diperkirakan sebagai tempat pembunuhan terhadap 7 orang Perwira Tinggi Angkatan Darat. Tembak-menembak terjadi di Lubang Buaya antara RPKAD dengan satuan-satuan Yon 454, sehingga jatuh korban seorang gugur dan dua orang luka-luka.

Pada pukul 14.00 gerakan pembersihan oleh satuan-satuan RPKAD dan Yon 328 Kujang di sekitar Cililitan dan Lubang Buaya dihentikan karena para pemberontak telah buyar melarikan diri ke luar kota. Saat telah mengusai Halim dan bubarnya pasukan pemberontak, maka gagallah kudeta Gerakan 30 September yang didalangi PKI itu. Para pemimpin pemberontak meninggalkan Halim menuju ke Pondok Gede, dan selanjutnya menyelamatkan diri dari kejaran RPKAD.

Langkah untuk menumpaskan G30S PKI terus berlanjut dengan sejumlah operasi yang dijalankan. Di antaranya adalah operasi Trisula di Blitar Selatan serta Operasi Kikis di perbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Melalui operasi penumpasan itu, para tokoh PKI berhasil ditangkap. Ketua PKI DN Aidit yang dituding sebagai dalang pemberontakan ditemukan tewas tertembak dalam operasi tersebut.

Sementara, sebagian tokoh PKI diadili di mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmilub) dan beberapa lainnya dijatuhi hukuman mati.

Pada masa orde baru atau pada era pemerintahan Presiden Soeharto, G30S/PKI selalu diperingati setiap tanggal 30 September. Selain itu, pada tanggal 1 Oktober juga diperingati sebagai Hari Kesaktian Pancasila.Untuk mengenang jasa ketujuh Pahlawan Revolusi yang gugur dalam peristiwa ini, Soeharto juga menggagas dibangunnya Monumen Pancasila Sakti di Lubang Buaya, Jakarta Timur.

Sumber:
1. Wikipedia.org
2. bpkpd.bulelengkab.go.id
3. rri.co.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

close