Begalan - Adalah salah satu tradisi/budaya yang identik dengan masyarakat Banyumas. Begalan adalah tradisi yang dilaksakan saat prosesi penikahan. Begalan berasal dari akar kata Begal, yang bisa diartikan merebut barang milik orang lain, atau bisa juga diartikan merampok.
Begalan kali pertama diperkenalkan semasa Bupati Banyumas XIV, Raden Adipati Tjokronegoro (tahun 1850).
Foto : INNNAYAH
Tradisi yang hanya ditampilkan apabila mempelai laki-laki merupakan putra sulung, ini berupa perarakan pengantin, para penari, penabuh gamelan, dilengkapi dengan usungan berupa perabot rumah tangga. (sumber: Wikipedia)
Upacara ini diadakan apabila mempelai laki-laki merupakan putra sulung. Begalan merupakan kombinasi antara seni tari dan seni tutur atau seni lawak dengan iringan gending. Sebagaimana layaknya tari klasik, gerak tarinya tak begitu terikat pada patokan tertentu yang penting gerak tarinya selaras dengan irama gending. Jumlah penari dua orang, seorang bertindak sebagai pembawa barang-barang (peralatan dapur) yang bernama Gunareka, dan seorang lagi bertindak sebagai pembegal/perampok yang bernama Rekaguna. Barang-barang yang dibawa antara lain ilir, cething, kukusan, saringan ampas, tampah, sorokan, centhong, siwur, irus, kendhil dan wangkring. Barang bawaan ini biasa disebut brenong kepang. Pembegal biasanya membawa pedang kayu atau 'wlira. Kostum pemain cukup sederhana, umumnya mereka mengenakan busana Jawa. (sumber: Wikipedia)
Begalan dilaksanakan sebelum rombongan Gunareka memasuki tempat resepsi, di mana ada Rekaguna yang mencegat. Dialog diatur seolah serupa pertengkaran dan sedikit adegan tantang-menantang. Rekaguna pun menanyakan maksud rombongam Gunareka, termasuk apa saja barang bawaan mereka. Gunareka kemudian menyampaikan maksud kedatangan dan menjelaskan barang bawaan secara simbolis berisi falsafah Jawa bagi pengantin dalam berumah tangga nantinya. Singkat cerita, akhirnya Rekaguna mengizinkan rombongan Gunareka memasuki ruang resepsi. (sumber: Wikipedia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar